Syarah Lengkap Arba’in Da’awiyah

Apabila pembicara berceramah dengan baik, pendengar kadang tidak menyadari manipulasi daya tarik yang digunakan, tidak mengetahui organisasi pesan dan sistem penyusunannya, tidak pula mengerti teknik-teknik pengembangan pokok bahasan. Tetapi setiap pendengar mengetahui dengan pasti bahwa pembicara yang baik selalu pandai dalam menggunakan bahasa lisan dan mampu menyampaikan khotbahnya dengan kata-kata yang jelas, tepat, dan menarik. Hal ini sebagaimana yang dilakukan Rasulullah saw. dalam setiap khotbah dan ceramahnya. Beliau selalu memilih kata-kata yang jelas, tepat, dan menggugah perhatian, sehingga setiap orang selalu tertarik untuk mendengarkannya dan dengan mudah dapat memahami setiap pembicaraannya.

Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar qaulun fashi, dan sekali-kali bukanlah dia sendau gurau.” (Ath-Thariq: 13-14)

Suatu perkataan dinamakan kalaman fashlan apabila menggunakan kata-kata yang tepat, tegas, proporsional, dan berimbang. Para mufassir menafsirkan qaulun fashi dengan perkataan yang benar, hukum yang adil, yang memisahkan dengan tegas antara yang haq dan batil.

Termasuk dalam pengertian kalam fashi adalah apabila kata-kata yang digunakan sesuai dengan kepribadian pembicara, jenis pesan yang disampaikan, keadaan khalayak, dan situasi komunikasi. Kata-kata dalam pertemuan resmi lebih “kaku” dibandingkan dalam pertemuan informal. Pembicara yang bersemangat dalam sebuah demonstrasi hendaknya menggunakan kata-kata yang berapi-api, sedang pembicara yang kalem atau dalam sebuah forum taushiah hendaknya menggunakan kata-kata yang biasa.

Buku ini memaparkan bagaimana berdakwah sesuai tuntunan Rasulullah saw. yang sarat dengan ilmu dan hikmah bagi para juru dakwah Islamiyah.