Harus diakui, dahsyatnya serbuan budaya barat, mampu menjauhkan para pemuda dari masjid dan majlis pengajian. Dampaknya, negeri muslim banyak dibanjiri genre pemuda yang kehilangan jati-dirinya. Kerusakan bukan hanya pada pemikiran, tapi juga perilaku. Maka, muncul ritual semacam dugem, party weekend, dan sejenisnya. Tidak hanya itu, praktik kekerasan, kriminalitas, juga menggejala. Fenomena itu, melahirkan problem sosial yang kadang meresahkan masyarakat. Terbitlah sebutan semisal: pemuda nakal, pemuda koplo, bahkan sampah masyarakat. Sebuah pengelompokan yang logis, tapi sering berujung pada stigmatisasi
Dr. A’idh Al-Qarni, M.A. melihat feanomena itu dari dimensi lain. Ia tidak ingin terjebak pada tradisi penghakiman belaka. Menurutnya, para pemuda yang “koplo” itu, adalah entitas yang harus disanyangi. Karena sejatinya pada sanubari mereka masih terukir kalimat tauhid. Ibarat besi yang berkarat, yang diperlukan adalah membersihkannya. Apalagi, kekoploan mereka, kadang karena faktor lingkungan yang kurang baik dan sunyinya ajakan kepada kebaikan yang di sampaikan dari hati ke hati. Dengan gaya bertutur, Ulama’ yang lagi naik daun di Timur Tengah ini mengekspresikan cintanya kepada para pemuda melalui nasihat-nasihat berharga. Dengan tidak menggurui, secara eksplisit beliau ingin menyadarkan, “Begini seharusnya Pemuda!”.
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
Belum ada ulasan untuk produk Jadilah Pemuda Kahfi